Histats

Pele Yang Menghentikan Perang Saudara Di Nigeria | HARIAN BOLA

Posted By Unknown on Thursday, January 26, 2017 | 11:25 AM


BANDAR BOLA

Abcbola.net - Pada 1967, sebagian dari Nigeria memutuskan untuk membangun Republik Biafra. Keputusan Republik Biafra ini tentu menimbulkan reaksi negatif dari pemerintah. Jalan damai berusaha ditempuh dalam situasi ini, namun kesepakatan gagal tercapai karena kedua belah pihak sama-sama ngotot dengan tuntutannya. Akhir kata, kedua perwakilan dari negara tersebut memutuskan untuk berperang.

Hasil dari perang sudah jelas, banyak korban jiwa untuk kedua belah pihak. Kendati begitu, tak ada yang mau mengalah. Perang ini mengundang perhatian publik internasional dan dibentuklah badan untuk memediasi kedua belah pihak. Komunitas internasional tersebut ternyata gagal membujuk keduanya untuk berdamai. Tetap saja, komunitas tersebut bukanlah Pele.

Pele bersama dengan Santos sudah merencanakan kunjungan ke Nigeria untuk melakoni beberapa laga eksibisi pada 1969. Sempat ada keraguan untuk datang ke Nigeria karena masalah perang tersebut, tapi akhirnya Santos memutuskan untuk tidak membatalkannya karena alasan finansial. Kabarnya, klub Brasil itu menerima bayaran £17.000 secara total. Santos pun melakoni dua laga persahabatan di Nigeria, pertama di Lagos (dengan penyelenggara Asosiasi Sepakbola Nigeria) dan yang kedua di Benin (diselenggarakan oleh Midwest Sports Council).

Siapa sangka, otoritas Nigeria memutuskan untuk menghentikan perang selama 48 jam agar publik bisa menyaksikan magis Pele dengan damai. Nigeria memang sangat menggilai sepakbola saat itu – bahkan sampai sekarang – sehingga pemerintah pun memutuskan untuk mengesampingkan kepentingan politiknya demi menonton Pele. Sang striker Brasil merupakan pesepakbola terbaik saat itu dan magis sepakbolanya sudah termasyhur hingga ke pelosok dunia.



Lima, salah satu rekan setim Pele di Santos, menyampaikan kesaksiannya tentang pertandingan tersebut. “Rasanya aneh karena segenap negara terbagi dan berada dalam konflik, namun begitu mereka mengetahui bahwa pertandingan akan digelar, perang dihentikan sementara. [Kami bermain] di lapangan kecil, saya mengingatnya dengan baik, orang-orang datang dengan membawa kursi di kepalanya untuk menonton pertandingan tersebut,” tandas Lima.

Pertandingan tersebut disaksikan sekitar 50.000 orang dan semua bersorak riuh ketika Pele bermain di lapangan. Santos bermain imbang 2-2 dengan timnas Nigeria di Lagos dan Pele mencetak gol dalam pertandingan tersebut. Sementara itu di Benin, Santos meraih kemenangan 2-1 atas tim susunan Midwest Sports Council, tapi Pele tidak menyarangkan gol ke gawang tuan rumah. Semua tampak mengesampingkan perang demi menonton Pele dan O Rei mampu mencapai apa yang tidak bisa dicapai oleh pemimpin politik Nigeria saat itu – meraih jalan damai.

Sayang, aksi damai itu hanya bertahan selama 48 jam sesuai perjanjian. Begitu Santos selesai bermain dan menerima uang, mereka langsung meninggalkan Nigeria dan melanjutkan tur ke tempat lain. Perang saudara pun kembali pecah dan jalan damai tidak dicapai hingga akhir. Perang Biafra memang berakhir pada 1970, tapi bukan karena aksi damai melainkan karena otoritas Nigeria berhasil mengokupasi semua daerah Biafra.



Yah, setidaknya kita tahu seberapa besar kekuatan sepakbola. Magis Pele berhasil menghentikan perang saudara untuk sementara. Puluhan tahun kemudian, prestasi ini berhasil disamai oleh pesepakbola lain. Bukan Messi atau Ronaldo, melainkan Didier Drogba yang mengakhiri perang saudara di Pantai Gading.

Walau media besar sekelas CNN, Time, The Guardian, dan The Telegraph mengklaim kebenaran kisah Pele tersebut, tapi dua surat kabar Nigeria tidak sepakat dengan kisah tersebut. Nigerian Daily Times (Lagos) dan Nigerian Observer (Benin) melakukan riset terkait kisah tersebut, namun tidak menemukan adanya kesepakatan untuk gencatan senjata. Santos memang datang ke Nigeria, tapi dua surat kabar tersebut mengklaim tidak ada aksi damai selama 48 jam.

Area stadion memang aman dari ancaman perang saat itu, namun hal ini disebabkan oleh ketidakhadiran orang-orang Biafra. Otoritas Nigeria sangat kejam terhadap lawan perangnya saat itu dan bakal mengeksekusi siapa pun yang masuk ke dalam areanya. Tentu dengan ancaman seperti itu, besar kemungkinan publik Biafra mengurungkan niatnya untuk menonton aksi Pele di lapangan. Aksi damai yang dicanangkan bukan dari kedua belah pihak, melainkan secara sepihak diputuskan oleh otoritas Nigeria – sebagaimana diklaim oleh Nigerian Daily Times dan Nigerian Observer.
Blog, Updated at: 11:25 AM

0 comments:

Post a Comment